Peran Problem Statement dalam Software Development


Posted by

at Jun 1, 2022 On

Software Development

Apa itu Problem Statement?

Problem Statement adalah menuangkan sebuah masalah dalam suatu kalimat.

Apa pengaruh Problem Statement dalam Software Development?

Dalam sebuah Software Development Life Cycle atau biasa kita singkat SDLC ada 6 tahap1 berurutan yaitu

  1. Initial Investigation.
  2. Requirements Definition.
  3. System Design.
  4. Coding & Testing.
  5. Implementation and Support.
  6. Operation & Support.

Dalam SDLC jika terjadi kesalahan pada tahap 1 misalnya, makan akan berimbas juga pada tahap selanjutnya. Problem Statement ini termasuk dalam tahap awal sehingga jika kita salah atau kurang tepat dalam mendefinisikan suatu masalah maka akan berimbas pada langkah selanjutnya dan hasil yang berbeda. Maka dari itu Problem Statement termasuk dalam hal yang sangat krusial.

Mungkin sebagian orang melihat ini adalah hal sepele, setiap project pasti mendefinisikan masalahnya, itu benar. Namun apakah kita sudah benar dan tepat dalam membuat sebuah Problem Statement?

Bagaimana cara membuat Problem Statement yang tepat dan benar?

Dalam sebuah artikel di isixsigma - How to Write an Effective Problem Statement dijelaskan bahwa Problem Statement seharusnya menggambarkan perbedaan antara ekspetasi yang ingin dicapai dengan hasil yang diterima. Dan parameter pengukuran perbedaan tersebut harus berbentuk nilai absolut serta tidak mencatumkan penyebab atau solusinya.

Adakah metodologi dalam menyusun sebuah Problem Statement yang efektif dan baik?

Sejauh ini tidak ada metodologi yang dikhususkan untuk menyusun sebuah Problem Statement. Namun ada sebuah metodologi yang umum kita kenal 5W2H yang dapat kita gunakan untuk memahami sebuah permasalahan sehingga kita dapat menarik kesimpulan untuk menyusun Problem Statement tersebut.

5W2H mencakup :

  1. What is the problem that needs to be solved?
  2. Why is it a problem? (highlight the pain)
  3. Where is the problem observed? (location, products)
  4. Who is impacted? (customers, businesses, departments)
  5. When was the problem first observed?
  6. How is the problem observed? (symptoms)
  7. How often is the problem observed? (error rate, magnitude, trend)

Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut kita dapat dengan mudah merangkumnya menjadi sebuah Problem Statement yang efektif dan baik.